Tuesday, August 25, 2009

meninggalkan akhirat demi dunia


Bagaimanakah pendapatmu tentang seseorang yang meninggalkan kebaikan akhirat demi kebaikan dunia? kemudian dia juga senantiasa sujud memohon ampunan dari Allah, mengharapkan Allah akan memakluminya, memaafkanya, dan mengampuninya.

Masih heran dengan semua itu..

Dikarenakan paksaan dari dunia, harus merelakan diri untuk mengorbankan keyakinannya, dikarenakan tuntutan oleh dunia, harus rela untuk menangguhkan diri dari syariatNya.

Sedang dia tahu, bahwa hal itu salah. tapi belum sanggup untuk bisa menerima sepenuhnya kepengaturan Allah akan dirinya. Dunia menuntut, Allah menuntut, kemudian dia hanya berharap bahwa dia bisa menemui Tuhannya Yang Maha Pengampun.

Bukankah semua itu salah?

kemudian dia meneui Tuhannya dalam sujud, berdoa dengan mengisakkan tangisnya, memohon dan mengharap ampunan Tuhannya.

Ya Allah kutahu engkau adalah yang paling tahu akan hamba-hambaMu, dan Engkaulah maha pengampun.

apakah manusia masih ragu, bahwa kepengaturan Allah adalah yang terbaik bagi hambaNya, bukankah dia tahu, Bahwa Allah tak pernah salah.

Masih bingung memikirkan, berani meminta toleransi kepada Allah untuk tidak taat kepadaNya, dan berharap Allah mengampuni segala kesalahanNya.

ya Allah, kuserahkan semua kepadaMu, Engkau yang Maha Tau, dan Maha sempurna..
AturanMu adalah yang benar, dan Engkau adalah pemilik dunia ini...

ya Allah, jadikan dunia di tanganku, bukan di hatiku...

ya Allah, janganlah Engkau palingkan aku dari kebaikan akhiratMu demi mengejar dunia yang hanya menipu ini ya Allah.

ajarilah hambaMU yang bodoh ini, dan selalu mensyukuri karuniaMu, Amien...

Tuesday, August 04, 2009

Harta Tak Menyelamatkan


beberapa harikebelakang, banyak kejadian yang bisa dijadikan ibrah (pelajaran) bagi kita semua. kematian seorang mega bintang, yang dijuluki 'king of pop' kemudian kematian seorang milyader baru yang lagi booming mbak surip. dilihat dari segi materi keduniaan, mereka adalah orang yang Allah lebihkan dari segi harta. Ternyata kekayaan mereka tak mampu untuk membeli atau mengulur waktu mereka untuk tinggal di dunia. KekuasaanNya-lah yang mutlak.

Dan masih banyak kisah lain, bahwa harta yang kita miliki, tak kan mampu menyelamatkan kita. dan ingatlah, hanya harta yang kita belanjakan dijalan Allah sajalah yang mampu untuk membantu kita, yang menjadi harta kita yang sesungguhnya.

Dan ironinya, Kita sangat pelit kepada Allah. Kita mampu membelikan anak yang kita sayangi, istri yang kita cintai, atau kekasih yang sangat kita cinta dengan banyak harta yang kita miliki, malah mengusahakan dengan kesungguhan demi menyenangkan mereka yang kita cintai dan kasihi. Tapi lihatlah kepada Allah, untuk infak, membayar zakat, shadaqah.. sangatlah berat bagi kita, seakan dada kita sesak saat harus mengeluarkan harta banyak dijalanNya. Padahal kita tahu, harta itulah yang sebenarnya akan menjadi harta kita yang sesungguhnya. Ataukah kita memang belum menyadari akan hal itu?

Dunia ini memang memperdayakan manusia, dan apakah kita termasuk orang yang terperdaya itu??

lama


seakan lama aku meninggalkan diri
lalu siapa yang selama ini aku bawa berlari?
bukan, bukan itu maksukku
tapi, hanya mencoba mengalihkan menjadi diri yang lain
karena tak bisa aku semauku
dan harusnya ku sadari sejak dahulu

meningat masa lalu
masa kekanakanku
bercanda semauku tanpa prasangka yang menyergapku
aku serasa bebas dengan kejahiliahanku
dan saatku menemukan hari dimana aku mulai mengaca diri
sejenak ku tutup sebagian diri

dan saat kusibak selimut yang menutupi itu
mencoba mengais diri, seperti apa aku dimasa lalu?
tersenyumku mengingat
bahwa aku sempat bahagia dimasa kekanakanku
tertawa, bercanda, dan mengarungi menjelajah hati
mencoba mencari cari, sejauh mana kejahiliahan itu mampu berlari
selama aku bisa berlari

ya, telah lama aku meninggalkan beranjak dari masa itu
sekarang aku kembali
kembali merangkai kata
tapi aku tak sendiri
sekarang ada bidadari menemaniku disisi
bidadari manis yang sanggup mengalihkan aku
dan menyadarkan aku dari mimpi
ternyata kadang kenyataan lebih indah dari mimpi

aku sekarang telah disini
berdiri dipuncak terang, menampakan diri
dengan ponggah aku berani berujar
dunia, inilah aku,
kan ku taklukan engkau di tanganku

seburuk apapun diriku lebih baik dari pada menjadi sesosok lain yang tak kukenal
dari pada menyembunyikan diri, berlagak sok suci
lebih baik, tak kumiliki kemunafikan hati
menampakan diri, bahwa aku memang banyak yang perlu diperbaiki
dan ku tak bangga, bila aku belum bisa mengalahkan diri
aku harus menang,
dan saatnya membawa dia, bidadari kecil untuk terbang berlari