Wednesday, April 21, 2010

ratapku

Ya Allah Ya Rabbi..
Engkau pemilik seluruh alam semesta ini
Pemilik langit dan bumi dan segala isinya
Engkau Maha Kaya
Dan tak ada yang tidak Engkau bisa Ya Allah
Karena sesungguhnya semua dalam genggamanMu
Dan sungguh, semuanya berada dalam kuasaMu

Aku ini kecil
Tiada berarti
Bahkan sebagai butiran pasir di gurun manusia
Aku lebihlah kecil
Tapi aku besar ya Allah
Aku bermakna
Karena aku memilikiMU

Engkau selalu melihatku
Mengakui keberadaanku
Sebagai makhluk ciptaanMU
Maka akuilah aku sebagai hambaMu

Aku kecil ya Allah
DihadapanMu aku tiadalah berarti apa-apa
Ada dan tiada diriku
Tak mengurangi atau menambah kemulianMu

Bila ku memusuhiMu pun
Tak akan pernah sebersit mengurangi Agung KuasaMu
Dan bila aku memujaMu
Tak sedikitpun menambah Kemaha-anMu

Bersyukurku padaMu ya Allah
Di kerdilnya hati dan jiwaku
Tak pernah Engkau meluputkan aku
Tak henti Engkau mencukupi dan mengurusku

Engkau datangkan semua menurut kehendakMu
Membelaiku dengan kasih sayang Cobaan dan UjianMU
Tapi Engkau selalu melihatku
Engkau tahu seberapa kuat dan lemahnya aku
Hingga tak pernah Engkau menganiaya aku

Aku yang kadang bodoh
Terlalu seringku melupakanMu
Tapi tak pernah Engkau meninggalkanku
Engkau selalu ada, saat ku ingin kembali padaMU

Engkau satu-satunya yang tak pernah mengecewakanKu
Setitik cintaku padaMu
Engkau balas dengan tak terhitung banyaknya kasih sayangMu
Engkau selalu ada, saat aku menujuMU

Ya Allah
Betapa dzalimnya diriku ini
Sering lupa akan kuasaMU
Sedang aku tak mampu bila bukan Engkau yang memampukanku
Kadang aku lupa meminta dan berharap kepada selainMU
Ku tahu itu salah, karena Engkaulah sebenarnya yang memberikan kepadaku

Ya Allah
Walauku sering lupa kepadaMU
Tapi, akhirkanlah hidupku
Dengan bertobat, dan ingat kepadaMU
Matikan aku di JalanMu
Hingga ku tak malu
Saat dosaku terbuka di mata hamba-hambaMU
Maka tutupilah dengan tobatku
Dan akhirkanlah masaku
Dengan hati, jiwa dan raga menghadapMu

Sungguh, tak bisa ku menghitung
Betapa aku mencintaiMu

Wednesday, April 07, 2010

Kesulitan

Dengan datangnya kesulitan dalam hidup kita, seharusnya kita bersyukur...

Anggaplah kesulitan itu sebagai ujian hidup, dan karena kesulitan ini adalah ukuran dari seberapa banyak kita belajar tentang arti hidup itu sendiri, dan ujian tentang keimanan kita seberapa kita yakin akan adanya Allah dan Hari Kemudian.

Saat kesulitan itu datang, kita dapat mengukur kemampuan dan kekuatan kita. Seberapa mampu kita menghadapi kesulitan dan seberapa kuat kita bisa mengalahkan kesulitan itu. Tanpa adanya kesulitan yang datang di hidup kita, mustahil kita akan benar-benar merasakan kebahagiaan, karena dapat merasakan kebahagiaan yang sebenarnya setelah melalui kesulitan. semakin besar kesulitan yang dapat kita lewati maka semakin besar pula kebahagiaan yang dapat kita rasakan.

Rasa puas saat kita mendapatkan hadiah ke tiga, tetapi akan lebih puas lagi kalau kita mampu meraih hadiah pertama. dan kesulitan untuk mendapatkan hadiah pertama tentu saja akan lebih sulit dibandingkan dengan saat mendapatkan hadiah ke tiga.

Seorang murid yang dapat lulus UN akan merasa puas, tetapi bisa dia mampu lulus dengan nilai tertinggi di banding dengan teman-temannya, akan merasakan kepuasan tersendiri yang lebih besar pula.

kenapa kita harus bersyukur saat kesulitan itu datang?

karena dengan datangnya kesulitan itu, kita memiliki kesempatan lagi untuk membuktikan bahwa kita lebih mampu untuk menyelesaikan kesulitan yang ada. mungkin pada kesulitan yang pertama kita gagal menghadapinya, tetapi tidak untuk kali ini. Dan ingat jangan sampai kita terjatuh dalam kesulitan yang sama dua kali.

Dan bila kesulitan yang datang adalah sama halnya dengan kesulitan yang sama seperti yang telah kita hadapi sebelumnya dan kita sukses melaluinya, maka kita tidak akan menganggap itu sebagai suatu kesulitan walaupun bagi orang lain itu merupakan sebuah kesulitan yang belum mereka mampu hadapi.

Ingatlah, bahwa sebesar apapun kesulitan yang datang, Allah adalah yang lebih Maha Besar, tak ada kesulitan yang tak mampu kita hadapi seandainya kita memiliki Allah dan Allah memudahkannya.

Tetapi saat kita lupa kepada Allah, yang telah memberikan kesulitan itu kepada kita, maka kita akan merasa sangat sulit untuk menghadapinya karena kita merasa sendiri. Maka ingatlah janji Allah, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan, bukanlah kemudahan itu datang setelah ada kesulitan tapi Allah mendatangkan kemudahan dan solusinya bersamaan dengan kesulitan yang didatangkanNya.

maka bersyukurlah, bahwa Allah masih mempercayakan kesulitan itu kepada kita, karena Allah hendak memberikan kemudahan kepada kita.

Dan ujian akan selalu membuat kita merasa senang, puas, bahagia bila mampu menyelesaikannya. dan saat kita belum berhasil, ingatlah bahwa Allah mungkin akan memberikan kita kesempatan di lain waktu untuk mampu menghadapi kesulitan itu

Saat kita mengatakan bisa, dan Yakin kepada Allah, adakah yang mampu melemahkan kita?
termasuk kesulitan sebesar apapun???

Wallahu Alam

Monday, April 05, 2010

dilema

kadang dalam hati sangat dilema ketika mengutip ayat maupun membahasnya... kenapa??
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.(Ash Shaffat:3)

walaupun mungkin banyak yang akan berkomentar, ahh.. lagak loo ngomong kaya githu, padahal kamu juga masih belum baik.. ngomongnya aja yang ayat.. tapi kelakuan jauh..

huhh.. itulah beban yang kurasakan..
kalaupun tidak ada yang berkata demikian kepadaku, tapi hatiku yang selalu meneriakiku tentang hal ini..

Mungkin aku bukanlah orang yang baik, tapi aku adalah orang yang akan selalu ingin benar.. bila ada yang salah pada diriku, dan aku tahu itu salah, maka aku akan berusaha untuk meninggalkannya.. atau memperbaikinya.. (maka daripada itu, bila ada yang ingin menyampaikan uneg-unegnya padaku, sangat dipersilakan, asal ada alasannya yang benar)

aku adalah orang yang sangat kritis, dan kadang miris melihat kehidupan disekitarku. mungkin karena sikapku yang 'gatal' untuk mengusik ketidak-benaran, maka kadang aku memilih untuk menjauhi semua itu, dan berusaha sedikit demi sedikit untuk mengingatkan..

makanya aku lebih suka mengungkapkan semua itu lewat tulisan, berharap tidak ada yang merasa terhakimi oleh diriku..

tapi, ya itu tadi.. dilema..
dan kadang-kadang dengan alasan inilah orang akan banyak berdalih, penting memperbaiki diri dulu baru orang lain.. (nah kalo ini yang paling tidak setuju, dalam aplikasinya tentunya, bukan pada teorinya) pada dasarnya atau pada teorinya sich konsep ini bagus, malahan saya katakan bagus banget, tapi pada akhirnya pada saat aplikasinya menjadi suatu dalih yang "khas" untuk kita tidak berbuat..

bukankah.. Allah memerintahkan untuk amar ma'ruf nahi munkar.. merubah suatu ketidak benaran dengan tangan, lisan, dan hati...menyeru kepada jalan Allah, saling menasehati...

Bagiku, masalah akhlaq adalah buah dari Akidah dan syariah.. jadi perbaiki dulu akidahnya...

katakan salah bila aku salah dan katakan benar apabila aku benar...
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. (Al Hijr:94)

Kematian

Saat kita mendengar kata kematian apa yang terlintas di benak kita?
o.. orang lain meniggal
ahh.. masih lama..
takutt...
kesedihan..

Adakah yang saat disebut kematian akan seketika terlintas,, besok.. ya besok aku akan mati...

cukup wajar memang, bahwa manusia hidup tapi tak banyak yang menyadari akan makna kematian itu sendiri. kalo kita main pasang-memasangkan kata.. tua-muda, kaya-miski, hidup.. pasti mati...

nah. mungkin kita sendiri tidak sadar (tidak merenungkan-pen) bahwa kita ini memang hidup, dan saat kita menyandang kata hidup, kita pasti akan mati.. bukan nanti, tahun depan.. tapi bisa saat ini juga kita mati..

Pernahkah ada orang yang bisa menebak kapan dia bakal mati? tidak ada!! (kecuali yang Allah kehendaki, tentu saja kalau ada adalah orang2 khusus, eitt.. tapi tunggu dulu... walau dalam ucapan orang tak ada yang tahu kapan dia kan mati, tapi dalam hati banyak yang yakin bahwa dia akan mati kalo umurnya dah diatas 65 tahun... benar???

kalau ga percaya... silakan tanya kedalam hati masing2.. (karena aku sendiri bisa dikatakan seperti itu, walaupun tak bisa dijadikan patokan bagi kebanyakan orang)

coba kita cek:
1. apakah kita masih malas untuk berbuat kebaikan
2. apakah kita merasa masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan kematian kita
3. apakah kita lebih ingat saya belum memiliki ini, itu, belum bisa ini itu.. dari pada aku belum punya bekal mati besok
4. apakah kita masih tidak takut untuk berbuat kesalahan
5. apakah kita masih tidak bisa khusyuk dalam berbuat baik?

nah sekarang kita tanyakan kembali kepada diri kita? kapan kita akan dimatikan oleh Allah?

sadarkah bila kita bisa saja dimatikan Allah dengan sangat tiba-tiba?

ok, kita coba lagi telusuri lagi, hal apakah yang harus kita lakukan sebelum kematian menjemput kita:
1. amal sholeh
2. karir
3. rumah
4. mobil
5. uang
6. jodoh

nah, tanyakan kepada diri kita, selam 1 hari, 24 jam, 7 hari seminggu, dimanakh prioritas kesibukan kita, kita tempatkan?

sudahkah kita siap untuk hidup untuk mati kita?
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (ali imran :185)

Thursday, April 01, 2010

Futur

kadang perasaan ini mendatangi siapa saja yang jiwanya masih "kotor". termasuk sayalah korbannya.

sifat futur atau kadang kita menyebutnya dengan males, berkeluh kesah,dll biasanya semangat menjadi ga semangat lagi

kenapa saya menyebut penyakit ini menyerang kepada jiwanya yang masih "kotor"?
sebelumnya marilah kita bercerita dulu, penyakit futur ini biasanya melanda atau menyerang kepada seseorang dimana pada biasanya dia bersemangat untuk melakukan sesuatu kebaikan, tetapi lama-kelamaan merasa capek bosan akhirnya berujung kepada kemalasan dan berhenti dari melakukan kebaikan tersebut sama sekali.

kenapa bisa seperti itu?
sebenarnya lebih cocok bila ditanyakan kepada diri kita masing-masing. (bagi yang pernah merasakannya)

ok dah ketemu?
kalao dari saya, penyakit ini timbul karena banyak sekali perbuatan dosa yang dibuat sehingga menggiring kepada semangat diri "merasa malu" kepada Allah dan amalan baik kita tidak akan diterima sebelum kita memperbaiki dosa-dosa dan kesalahan tersebut.

Atau merasa jenuh terhadap rutinitas tersebut, dan masih banyak lagi.(silakan kalau ada yang mau menambahkan)

ok, sekarang balik kepada jiwa yang kotor.
kekotoran itu bisa dari maksiat yang kita perbuat
kekotoran karena lupa kepada Allah
Kekotoran merasa diri selamat dihadapan Allah
Kekotoran iman terhadap hari Akhir
Kekotoran karena merasa cukup bekal diri
Kekotoran merasa bahwa umur kita masih panjang

coba dibayangkan bila seorang itu :
yakin terhadap TUhannya
Yakin terhadap RasulNya
Yakin terhadap hari Akhir
Yakin terhadap kematian
Yakin terhadap neraka

dan kalau saya menyimpulkan, dengan kalimat:
barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir... Iman kepada Allah dan hari Akhir... 2 keimanan ini banyak sekali disebutkan dalam Al QUran dan Hadits secara bersamaan, karena Iman kepada Allah adalah sebagai landasan kita dalam berbuat kebaikan sedangkan iman kepada hari kemudian adalah motivasi kita dalam berbuat kebaikan.

Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang shaleh. (3:114)

orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian akan tedorong jiwanya untuk melakukan banyak kebajikan.

bagaimana cara mengobatinya:
sebenarnya banyak sekali mungkin artikel tentang hal ini, tetapi menurut versi saya yang saja jalani
1. kembali ingat kepada Allah, melalui mengkaji ayat-ayatnya,
2. berkumpullah atau bersamalah dengan orang-orang yang gemar berbuat baik
3. carilah semangat pendorong untuk melakukan kebaikan itu
4. buatlah dirimu merasa tertantang dan merasa kurang akan kebaikan
5. aplikasikan kebaikan yang sedang engkau kerjakan
6. lakukan kebajikan lain yang dapat mengimbangi dan tidak memupuskan dari kebiasaan baik kita
7. Curhatkan permasalahanmu dengan baik dan benar dan dengan orang yang tepat (jangan sampai di curhatin kepada orang yang malah bikin kita tambah futur)

Wallahu Alam